Halaman

Kamis, 18 Januari 2018

Berjemur Yuk, Nak

Bayi Rapha sempat dirawat di rumah sakit karena kadar bilirubinnya yang tinggi. Saat saya boleh pulang (paska melahirkan), bayi Rapha masih harus tinggal selama 2 hari untuk disinar. Setelah 2 hari, dinyatakan kadar bilirubin sudah 9.27 (batas maksimal untuk bayi baru lahir adalah 10). Senang sekali akhirnya bisa bawa bayi Rapha pulang ke rumah, dengan catatan dari dokter: dijemur dan banyak minum.

Keadaan saat itu hampir setiap hari mendung dan saya masih (agak) idealis untuk masalah susu. Saya ingin bayi Rapha minum ASI. Padahal ASI saya saat itu masih sangat sedikit. Jadilah bayi Rapha kurang dijemur, kurang minum, dan terllihat kuning. Alhasil, bayi Rapha hanya 4 hari di rumah dan harus dirawat lagi di rumah sakit karena bilirubinnya naik jadi 14.09. Bunda Rapha langsung sedih dan merasa bersalah.

Sepulangnya dari rumah sakit, saya sudah tidak lagi idealis dengan susu. Hal terpenting sekarang, bayi Rapha cukup minum. Dan setiap matahari pagi cerah, bayi Rapha selalu dijemur. Ini untuk menghindari kadar bilirubin naik lagi (kadar bilirubin masih belum stabil sampai usia bayi 30 hari).

Ini beberapa tips menjemur bayi ala Bunda Rapha:

1. Buka pakaian bayi
Saat berjemur, bayi Rapha hanya pakai popok saja. Itu pun popoknya saya longgarkan. Hal ini supaya sinar matahari bisa langsung kena ke kulit bayi. Apa gunanya berjemur kalau tidak kena sinar matahari, ya kan?

2. Pilih waktu yang tepat
Tidak setiap saat sinar matahari itu baik lho, Bun. Sebaiknya jemur bayi antara pukul 7 sampai 9 pagi. Setelah jam 9 pagi malah bisa membahayakan bayi, misalnya kulit bayi terbakar. 

3. Lindungi mata bayi
Pastikan mata bayi tidak terkena sinar matahari. Saya pakai selimut dengan hoodie atau topi yang saya turunkan untuk menutup mata bayi Rapha saat berjemur.

4. Jemur bagian depan dan belakang
Jangan hanya jemur dadanya saja ya, Bun. Jemur juga bagian punggungnya. Pertama bayi dalam keadaan telentang, lalu posisi bayi dibalik (tengkurap di paha Bunda). Waktu posisi tengkurap, saya biasanya sengaja buka popok bayi Rapha supaya pantatnya juga kena sinar matahari.

5. Jangan terlalu lama
Durasi yang terbaik adalah 15-30 menit setiap bagian, tergantung seberapa cerah mataharinya. Kalau patokan saya, tiap bayi Rapha sudah protes dan merasa tidak nyaman, berarti sudah harus diakhiri.

6. Siapkan susu
Kalau bayi Bunda ASIX, dan Bunda tidak nyaman menyusui di ruang terbuka, pompa dulu. Jadi tidak perlu buka-buka payudara di tempat berjemur (yang biasanya teras rumah). Seperti kita yang dewasa kalau berpanas-panasan pasti haus. Bayi juga demikian. Rapha hampir selalu berjemur sambil minum susu.

7. Jangan langsung mandikan bayi setelah berjemur
Mungkin kita pikir setelah berjemur, keringetan, mandi bakal seger. Jangan, Bun. Kan waktu berjemur pori-pori terbuka semua, trus kalau langsung mandi, ntar bayinya masuk angin. Saya biasanya tunggu sekitar 30 menit, setelah itu mandikan bayi Rapha. 
Rapha's first sunbathing :) - Bundanya masih amatir, matanya nggak ditutup. Trus dimarahin sama bidan.

Untuk tempat berjemur, memang ada yang bilang harus terkena sinar matahari langsung supaya lebih maksimal hasilnya. Tapi ada juga yang bilang kalau cuaca berangin, boleh kok tidak terkena sinar matahari langsung. Selalu ada pro dan kontra. Kalau saya pribadi lebih suka kena sinar matahari langsung. Lebih mantap rasanya. Bundanya juga bisa ikut berjemur kan. 😀

Oya, kadang kita bingung ya, Bun, selama menjemur bayi enaknya ngapain. Ini yang biasa saya lakukan saat menjemur bayi Rapha:
1. Memberi susu
2. Memijat
3. Membersikan telapak tangan, telapak kaki, ketiak, dan leher
4. Ngobrol atau nyanyi sama Rapha
Atau lakukan apa saja yang bisa menjalin interaksi dengan bayi. Pokoknya jangan main smartphone deh 😀


Sampai kapan bayi harus dijemur? Yang paling penting sampai usia 40 hari. Tapi setelah itu pun masih disarankan untuk menjemur bayi. Saya masih jemur bayi Rapha sampai sekarang. Sinar matahari pagi kan terkenal menyehatkan. So, why not?

Berjemur yuk, Nak!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar