Halaman

Jumat, 05 Januari 2018

Obgyn Bandung



Kehamilan trimester 3, saya memutuskan untuk ganti obgyn. Banyak pro kontra dari keluarga dan sahabat. Ada yang bilang oke saja untuk ganti obgyn berapa kali pun. Toh ada catatan medisnya. Ada juga yang bilang jangan ganti-ganti obgyn apalagi di kehamilan trimester 3. Dengarkan saja pro dan kontra itu. Yang penting ibu hamil nyaman dengan obgyn terpilih. Saya pun ingin memilih ulang obgyn yang bisa membuat saya nyaman dan tenang melewati proses yang sangat luar biasa ini.

Saya menjelajah internet (lagi), mencari review tentang obgyn yang ada di @rsborromeus. Setelah membaca review dari berbagai sumber, saya memutuskan ke dokter @anna_ritonga.

Akhirnya saya daftar ke RS Borromeus. Sampai di rumah sakit pukul 7.30 dan saya dapat nomor antrean 23. Padahal, kata resepsionisnya, dokter cantik ini membatasi hanya terima 25 pasien pagi itu. Ternyata saya masih berjodoh dengan dr. Anna. :)

Lalu saya ke klinik kandungan. Timbang berat badan, ukur suhu tubuh, ukur tekanan darah, dan diberitahu saya nomor urut 20 untuk periksa ke dr. Anna.  (Iya, nomor urut yang didapat saat mendaftar tidak terpakai, yang terpakai nomor urut saat datang ke klinik kandungan untuk cek awal). Diberitahu oleh perawat, dalam satu jam, dr. Anna rata-rata memeriksa 3 sampai 4 pasien. Jadi saya harus menunggu sekitar 4 sampai 5 jam.
Kesan pertama: well, antrenya panjang (which I don't like).

* sambil menunggu, saya ke food court untuk mengisi lambung yang rasanya gampang sekali kosong.


Singkat cerita, tibalah giliran saya diperiksa. Masuk ruang periksa, disambut dengan sapaan ramah dan senyuman manis.
Kesan ke 2: dokternya ramah

Kalimat pertama dari dr. Anna: "Ibu sebelum hamil beratnya berapa? Oh, sekian ya (sambil lihat catatan periksa sebelumnya), sekarang sekian ya? Aduh, Ibu ini kurang bbnya, kasian adik bayinya. Harus dinaikin ya. Yuk, sekarang kita cek dulu dedeknya."

Kesan ke 3: dokternya to the point

Di-USG. Ditunjukkin ini posisi debaynya, ini tali pusatnya, ini plasentanya, ini air ketubannya, dll. Dan dijelaskan dengan detail.

Kesan ke 4: dokternya detail dan informatif (tanpa harus ditanya dulu)

* Obgyn sebelumnya hanya kasih tahu posisi bayi tanpa menjelaskan bagian-bagiannya. Akan dijelaskan kalau ditanya. Untuk saya dengan kehamilan pertama, I was clueless what to ask. So, informative obgyn is a must.

Di akhir sesi, saya bilang bahwa mata saya minusnya tinggi. Langsunglah dr. Anna minta saya periksa ke dokter mata. Karena sudah terlalu siang dan klinik mata tidak lagi menerima pendaftaran, saya dibantu Perawat Nia (yang membantu dr. Anna) untuk daftar ke klinik mata. Dan saya dapat giliran periksa dengan dr. Bambang. Hasil periksa di dokter mata: proses persalinan harus sesar (Detailnya ada di post Wanita Berkacamata).
Kesan ke 5: dokternya cepat tanggap, perawatnya pun sangat membantu

Fast forward ke hari persalinan. Saya sudah telentang di ruang operasi, dr. Anna masuk dengan suara khasnya, "Selamat pagi!" Lalu ruang operasi penuh dengan canda, sampai debay lahir dan perut dijahit.
Kesan ke 6: dokternya lucu dan easy going (termasuk dokter anestesi-nya: dr. Billy) -operasi jadi tidak menegangkan

* Oya, kalau kata orang epidural itu sakit, jangan percaya. Semua itu asalnya dari otak, sugesti semata. Kalau dari pengalaman saya, rasanya semacam digigit semut tapi agak lama. Tahu semut rangrang yang besar-besar itu? Nhah, seperti digigit semut rangrang rasanya. Trus ada hangat-hangat di pantat, menjalar ke kaki. Lalu kesemutan. That's it.

Selama saya dirawat di rumah sakit pasca persalinan, dr. Anna mengunjungi tiap hari untuk memeriksa keadaan rahim dan jahitan. Tentu tetap dengan suara khas dan senyum ramahnya. Oya, setiap kunjungan, selalu ada kalimat-kalimat positif yang membuat saya optimis (terutama tentang ASI saya yang masih seuprit).
Hari ketiga saya sudah boleh pulang. Satu minggu kemudian kontrol. Di sinilah saya baru berani lihat jahitannya. Saat perbannya dibuka untuk dibersihkan dan diobati, saya diberi cermin untuk melihat. jahitannya rapi. Dua minggu kemudian kontrol lagi dan perban dibuka. Saya diberi krim anti keloid. Waktu 40 hari setelah melahirkan, kontrol terakhir, dr. Anna bilang ada bakat keloid jadi harus pakai krim yang dikasih lebih teratur. Lalu saya konsultasi tentang KB dan dijelaskan dengan detail.
Kesan ke 7: dokternya sangat rapi, teliti, dan tetap informatif
Mauliate, dok! 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar